Mengungkap Misteri SILAT SERA, Sejarah dan Asal Usulnya

Banten
Banten

FOKUS BANTEN – Silat adalah seni bela diri tradisional Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan warisan budaya. Salah satu aliran silat yang berumur cukup tua di Indonesia adalah silat aliran Sera. Aliran ini mengambil nama dari pendirinya, yaitu Pak Sera. Namun, sejarah silat Sera nampak tidak jelas dengan beberapa alasan yang melatarbelakanginya.

Baca juga:

Pengenalan tentang Silat Sera

Silat Sera merupakan salah satu aliran silat yang berasal dari Indonesia. Dikatakan bahwa silat aliran ini sudah ada sejak Abad ke-18, meskipun tanggal pastinya tidak diketahui dengan jelas.

Silat Sera memiliki ciri khas sebagai silat pribadi yang gerakan dan latihannya dilakukan secara tersembunyi.

Praktisi silat Sera di masa lalu tidak secara terang-terangan mengungkapkan aliran silat yang dimilikinya, dan lebih memilih untuk menyembunyikannya.

Hal ini karena doktrin silat Sera adalah silat pribadi yang digunakan untuk kepentingan beladiri, bukan sebagai pertunjukan.

Tidak Jelasnya Sejarah Silat Sera

Ada tiga alasan utama yang menyebabkan sejarah silat Sera nampak tidak jelas.

  1. Kurangnya Data Tertulis: Bangsa Indonesia cenderung lebih mengandalkan tuturan lisan untuk mewariskan budayanya daripada menggunakan tulisan. Oleh karena itu, tidak ada data-data tertulis yang memuat sejarah lengkap mengenai aliran silat, termasuk silat Sera.
  2. Kerahasiaan Silat Sera: Silat Sera dikenal sebagai silat pribadi yang gerakan dan latihannya dilakukan secara tersembunyi. Hal ini menyebabkan praktisi silat Sera di masa lalu enggan mengungkapkan identitas aliran silat yang mereka kuasai. Mereka lebih memilih untuk menyembunyikannya karena aliran silat Sera hanya ditujukan untuk kepentingan diri sendiri, bukan sebagai pertunjukan.
  3. Perkembangan dan Pengaburan Aliran Silat: Silat Sera sering kali bercampur dengan aliran silat lainnya. Hal ini disebabkan oleh kerahasiaan yang menjadi karakteristik silat Sera. Banyak praktisi silat Sera yang mengaburkan identitas aliran silat mereka dengan berlatih silat aliran lain. Beberapa praktisi bahkan memodifikasi gerakan silat Sera dan menggabungkannya dengan gerakan silat lain, sehingga semakin mengaburkan sejarah dan juga gerakan asli aliran Sera.

Versi Sejarah Silat Sera

Meskipun sejarah silat Sera nampak tidak jelas, terdapat beberapa versi yang beredar mengenai asal usul aliran ini.

  1. Versi Abah Yaya: Menurut versi Abah Yaya, guru silat Sera, Pak Sera berasal dari wilayah Kulon (Banten?) dan tinggal di Bogor. Abah Yaya merupakan murid dari Abah Khair (Cimande). Dalam versi ini, Sera dikatakan memiliki 42 jurus pendek. Ada cerita menarik bahwa Pak Sera pernah diminta mengajari orang-orang Belanda, namun ia menolak. Akibatnya, orang-orang Belanda ini menangkap murid-murid Pak Sera dan hanya akan melepaskannya jika Pak Sera mengajarkan beladiri kepada mereka. Pak Sera pun akhirnya mengajarkan 18 jurus kepada mereka.
  2. Versi H. Cucu Sutarya dari Pancasera Bogor: Menurut pak Cucu, Pak Sera adalah murid dari Nyai Panjate (Hj. Cut Suriah), seorang pendekar wanita dari Aceh yang hidup pada abad ke-17. Dalam gerakan Sera terdapat gerakan tepuk badan yang diperoleh dari pengaruh beladiri Gujarat Persia, dengan salah satu gurunya merupakan cucu dari Sayidina Ali bin Abi Thalib. Versi ini juga menyebutkan bahwa Pak Sera memiliki teman seperguruan bernama Lagoa yang mengembangkan silat Lagoa di Tanjung Priuk. Namun, versi ini memiliki beberapa fakta yang tidak sepenuhnya tepat, seperti keberadaan Lagoa yang hidup pada abad ke-17 sampai abad ke-19.
  3. Versi Keluarga de Vries dan de Thouars: Versi ini disampaikan oleh keluarga de Vries dan de Thouars. John de Vries, seorang orang Belanda yang lahir di Batavia, belajar silat Sera dari mas Djoet yang merupakan murid Pak Sera. Keponakannya, Victor de Thouars, juga belajar silat ini. Menurut mereka, Pak Sera adalah orang Baduy yang memiliki nama asli Ileah Haboen Hasin dan hidup pada tahun 1783-1885. Pak Sera mengembangkan aliran silat yang dapat mengantisipasi cacat fisiknya. Namun, versi ini juga masih mengandung kontroversi dan perdebatan mengenai kebenarannya.

Pertimbangan Terkait Versi Sejarah

Sebagai sejarah yang tidak memiliki catatan resmi, kita harus mempertimbangkan beberapa faktor terkait versi-versi sejarah yang beredar.

  1. Tidak Ada Catatan Resmi: Kurangnya data tertulis yang mencatat sejarah silat Sera menyulitkan kita dalam mencari kebenaran yang pasti. Ketergantungan pada cerita-cerita lisan dan pengetahuan yang diturunkan secara turun-temurun menjadikan sejarah silat Sera lebih sulit untuk dipastikan kebenarannya.
  2. Berbagai Fakta dan Kesalahan: Versi-versi sejarah yang berbeda sering kali menyajikan fakta-fakta yang saling bertentangan. Terdapat kesalahan dalam penanggalan dan identitas beberapa tokoh yang terkait dengan silat Sera. Hal ini menambah kerumitan dalam mencari kebenaran di balik sejarah aliran silat ini.

Kekayaan Gerakan Silat Sera

Salah satu keunikan dari silat Sera adalah kekayaan gerakannya. Beberapa elemen penting yang terdapat dalam gerakan silat Sera antara lain:

  1. Jurus Pendek Pak Sera: Menurut beberapa versi sejarah, Pak Sera mengembangkan 42 jurus pendek dalam aliran silat Sera. Jurus-jurus ini memiliki karakteristik yang khas dan menjadi dasar dari gerakan-gerakan dalam silat Sera.
  2. Gerakan Tepuk Badan dari Nyai Panjate: Dalam versi sejarah yang mengaitkan silat Sera dengan Nyai Panjate, terdapat pengaruh gerakan tepuk badan dalam silat Sera. Gerakan ini dikatakan berasal dari pengaruh beladiri Gujarat Persia yang diajarkan oleh Nyai Panjate.
  3. Adaptasi dan Pengembangan Gerakan: Seiring dengan perkembangan waktu dan pengaburan aliran silat, gerakan dalam silat Sera sering kali mengalami adaptasi dan pengembangan. Beberapa praktisi menggabungkan gerakan-gerakan silat lain ke dalam aliran Sera, yang pada akhirnya membuat batasan antara gerakan asli aliran Sera dan gerakan dari aliran lain menjadi kabur.

Nilai dan Keunikan Silat Sera

Silat Sera memiliki nilai dan keunikan tersendiri dalam konteks seni bela diri Indonesia. Beberapa nilai dan keunikan tersebut antara lain:

  1. Keberagaman dan Pengaruh Budaya: Sejarah yang tergolong kabur dan campur tangan budaya dari aliran lain membuat silat Sera menjadi unik dalam hal keberagaman dan pengaruh budaya yang dimilikinya. Hal ini mencerminkan kekayaan warisan budaya Indonesia.
  2. Kerahasiaan dan Kepraktisan: Silat Sera merupakan silat pribadi yang fokus pada kepraktisan dan keefektifan gerakan. Kerahasiaan yang melekat pada aliran ini menjadikannya sebagai seni bela diri yang cocok untuk digunakan dalam situasi nyata dan kehidupan sehari-hari.

Silat Sera di Masa Kini

Meskipun sejarah silat Sera memiliki simpang siur, aliran ini masih tetap bertahan dan dilakukan oleh beberapa praktisi di masa kini. Beberapa komunitas silat Sera berusaha untuk melestarikan dan mengembangkan aliran ini melalui pelatihan, pertunjukan, dan acara komunitas. Meskipun tidak banyak yang diketahui secara luas tentang silat Sera, komunitas ini berperan penting dalam menjaga keberlanjutan aliran silat ini.

Manfaat Berlatih Silat Sera

Berlatih silat Sera memiliki manfaat yang dapat dirasakan oleh para praktisinya, antara lain:

  1. Keterampilan Bela Diri: Berlatih silat Sera dapat mengembangkan keterampilan bela diri dan membantu meningkatkan kepercayaan diri dalam menghadapi situasi yang berbahaya.
  2. Kesehatan dan Kebugaran: Gerakan-gerakan dalam silat Sera melibatkan latihan fisik yang intensif, sehingga dapat membantu meningkatkan kebugaran, keseimbangan, dan kekuatan tubuh.
  3. Disiplin dan Konsentrasi: Berlatih silat Sera membutuhkan disiplin dan konsentrasi yang tinggi untuk menguasai gerakan dan teknik yang diajarkan. Hal ini dapat membantu meningkatkan kemampuan mental dan fokus.

Kesimpulan

Meskipun sejarah silat Sera nampak tidak jelas dan masih menjadi perdebatan, aliran ini tetap memiliki tempat yang penting dalam seni bela diri Indonesia. Kekayaan gerakan, nilai-nilai, dan keunikan aliran silat Sera membuatnya menjadi salah satu aliran silat yang menarik untuk dipelajari dan dipraktikkan. Dengan adanya upaya melestarikan dan mengembangkan aliran ini oleh komunitas silat Sera, warisan budaya Indonesia ini dapat terus hidup dan berkembang di masa kini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *